Kamis, 05 November 2009

Kewirausahaan


Ini adalah postingan saya tentang kewirausahaan dari dosen saya yang bernama pak suherna. Maaf lengkapnya tidak dijelaskan.
Katanya ini adalah sebagian yang keluar dari UTS saya mudah2an soalnya pun mudah dijawabnya amien…
Mudah2an bermanfaat yah...!
KEWIRAUSAHAAN
PENDAHULUAN:
Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan financial yang nyata. Wirausaha di berbagai industry membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi konsumen dalam negeri maupun di luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa menarik perhatian banyak publik akan tetapi bisnis kecil dan kegiatan kewirauasahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagi kehidupan sosial dan perekonomian dunia.
IMBALAN DALAM WIRAUSAHA
Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, Kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani hidup.
IMBALAN :
  1. IMBALAN LABA
  2. IMBALAN KEBEBASAN
  3. IMBALAN MENJALANI HIDUP
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas.
IMBALAN KEBEBASAN
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja peibadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungutlaba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.
IMBALAN BERUPA KEPUASAN DALAM MENJALANI HIDUP
Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil.
TANTANGAN BERWIRAUSAHA
Meskipun imbalan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan imbalan.
KARAKTERISITK WIRAUSAHA
Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

Ciri-Ciri
Watak
  1. Percaya Diri

  2. Berorientasikan tugas dan hasil.





  1. Pengambil Resiko.



  1. Kepemimpinan.




  2. Keorisinilan.



  3. Berorientasi kemasa depan



  4. Jujur dan tekun



  1. Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimize
  2. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,energik dan emiliki inisiatif.
  3. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.

  4. Bertingkah laku sebagai pemimpin dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun
  5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  6. Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan

  7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri :
  1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
  2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring
  3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis

Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan
Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, cirri-cirinya :
  • Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
  • Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin
  • Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda
  • Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar
  • Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses
  • Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi
Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.

Minggu, 25 Oktober 2009

PRESIPITASI


BAB I. PENDAHULUAN


Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi
uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.

Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet, and hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi tetapi menguap sebelum mencapai permukaannya.
Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan sumber utama air tawar di planet ini.Diperkirakan sekitar 505,000 km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di lautan. Bila didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1.1 m. Presipitasi perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna bagi pernecanaan hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam, dan sebagainya.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Klasifikasi iklim yang umumnya di pakai yaitu sistem klasifikasi Koppen, sistem klasifikasi Mohr,
sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson, dan sistem klasifikasi Oldeman.






BAB II. PEMBAHASAN


  1. PENGERTIAN

    Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari atmosphere ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun dan presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es. Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi
    uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.

    Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

    Hujan adalah peristiwa jatuhnya cairan (air) dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan merupakan salah satu komponen input dalam suatu proses dan menjadi faktor pengontrol yang mudah diamati dalam siklus hidrologi pada suatu kawasan (DAS). Peran hujan sangat menentukan proses yang akan terjadi dalam suatu kawasan dalam kerangka satu sistem hidrologi dan mempengaruhi proses yang terjadi didalamnya..









  2. SIFAT FISIKA dan KIMIA

    Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari atmosphere ke permukaan bumi dan hasil akhirnya merupakan air. Air sendiri memiliki sifat fisik dan kimianya. Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air.

    Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut.

    Air juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui. Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Mengutip Michael Denton: "Tampaknya, seperti semua sifatnya yang lain, reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun geologisnya."

    Detail lain tentang kesesuaian sifat-sifat kimia air untuk kehidupan selalu terungkap ketika para peneliti menyelidiki zat tersebut lebih jauh. Harold Morowitz, seorang profesor biofisika dari Universitas Yale, menyatakan:

    Beberapa tahun ke belakang telah menyaksikan studi yang berkembang tentang sebuah sifat air yang baru dipahami (yaitu, konduktansi proton) yang ternyata hampir unik bagi zat tersebut, merupakan unsur kunci transfer energi biologis, dan tentu saja penting bagi asal usul kehidupan. Semakin dalam dipelajari, semakin terkesan sebagian dari kami dengan kesesuaian alam dalam bentuk yang begitu tepat.









  3. Dalam pengertian di atas di jelaskan bahwa Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Adapun jenis- jenis hujan antara lain :

    1. Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya
  • Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
  • Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
  • Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
  • Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
  • Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.
  1. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya :
  • Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
  • Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
  • man;font-size:12;" >Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
  • Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.
  1. Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG) :
    1. hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
    2. hujan lebat, 50-100 mm per hari
    3. hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari


  1. ALAT UKUR PRESIPITASI

    Hujan
    adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-kristal es dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah hujan ( dalam satuan mm ) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.

    Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah millimeter (mm.). Jadi jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) millimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu ) liter atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm., itu berarti daerah luasan sekitar daerah / lokasi tergenangi oleh air hujan setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm.)

    Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :

    a. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non recording.

    b. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat mencatat sendiri (self-recording).

    Penakar hujan Otomatis terbagi dalam 2 type :

    1. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar hujan yang menggunakan sistem pelampung ( Float ).

    2. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan sistemTipping Bucket.

    A. Penakar Hujan Biasa (Obs.)

    Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :

    a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong ( bagian atasnya ) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.

    b. Bak tempat menampung air hujan.

    c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.

    d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.

    e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm.

    Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain. Menentukan tempat pemasangan penakar hujan merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam pengukuran curah hujan. Jika penakar hujan akan dipasang pada Stasiun Meteorologi yang mempunyai Taman alat- alat, letak pemasangannya dapat disesuaikan dengan pola taman alat. Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu diperhatikan hal - hal berikut.

    1. Syarat - syarat pemasangan :

    1. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan bangunan, kabel atau antene yang melintang diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan tersebut.
    2. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap.
    3. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok sebagai pengaman.
    4. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan.








    2. Cara pengamatan :

    1. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
    2. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
    3. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
    4. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
    5. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
    6. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. dan 24,5 mm. menjadi 25 mm.
    7. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
    8. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
    9. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( - ) atau ( . ) pada kartu hujan.
    10. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
    11. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yangdapat dibeli di Apotik. Dengan gelas ukur ini, hasil pengukurannya yaitu volume air yang tertampung dibagi luas corongnya (100 Cm2) dan kemudian satuannya dijadikan millimeter (mm.). Misalnya air yang tertampung sebanyak 170 ml. (170 Cm3) maka hasilnya adalah : 170 Cm3 : 100 Cm2 = 1.7 Cm =
      17 mm. atau
      1 mm sama dengan 10 ml (Cc).

    B. Penakar Hujan Otomatis ( Penakar Hujan Otomatis Tipe Hellmann)

    Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir :





    1. Syarat -syarat pemasangan :

    Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat penakar hujan type Hellman, sama dengan alat penakar hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara disekrup pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi permukaan. corongnya dari permukaan tanah adalah 140 Cm. Letak permukaan corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung berpelampung harus benar-benar datar (waterpas).

    2. Prinsip kerja alat :



    Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akankeluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.


    C. Penakar Hujan Otomatis ( Penakar Hujan Otomatis Tipe Tipping Bucket)

    Penakar hujan Otomatis type Tipping bucket terbagi 2 macam yaitu :

    1. Penakar Hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya mekanik.

    Penakar hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules Richard, yang terpasang dan dioperasikan dibeberapa Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976, kemungkinan besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. Luas permukaan corong penakar hujan ini 400 Cm2. Silinder jam untuk meletakkan pias, serta perlengkapan bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat keluar dari badan penakar hujan saat penggantian pias. piasnya berskala 50 mm. Pada saat penggantian pias kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan, sebagaimana halnya pada penakar hujan type Hellman. Dalam pemasangan alat ini, tinggi permukaan corongnya 140 Cm dari permukaan tanah.

    Prinsip kerja alat :

    Air hujan akan masuk melalui permukaan corong penakar, kemudian mengalir untuk mengisi salah satu bucket. Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm. atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana bucket yang satunya akan terangkat dan siap untuk menerima air hujan yang akan masuk berikutnya. Pada saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 skala (0,5 mm.), pena akan menggores pias dengan gerakan naik ataupun turun. Demikianlah seterusnya bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang masuk, dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.




    2. Penakar hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya elektrik.



    Pada umumnya peralatan Automatic Weather Station (AWS) yang kini banyak dioperasikan di Stasiun Meteorologi, perangkat sensor penakar hujannya menggunakan Tipping Bucket. Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya dapat dilihat pada monitor. Penakar hujan type tipping bucket, nilai curah hujannya tiap bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam tegantung dari merk pembuatnya. Jadi dalam kita mengoperasikan penakar hujan jenis tipping bucket, kitaharus pula mengetahui secara teliti dasar dari perhitungan data yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan pengetesan atau mengkalibrasinya, dengan cara menuangkan sejumlah air sesuai dengan luas permukaan corong dan nilai curah hujan tiap jungkit / tip bucketnya. Jadi nilai curah hujan 1 mm yang masuk pada luasan permukaan corong yang berbeda, maka volume air yang tertampung pun berbeda contohnya :

    Masing-masing penakar hujan yang berbeda merk, dan luas permukaan corongnya tersebut, berbeda pula nilai tiap jungkit / tip bucketnya, misalnya ada yang 0,1 mm, 0,2 mm dan 0,5 mm. Sebagai contoh untuk luas corong 200 Cm2 dan nilai tiap jungkit / tip bucket 0.2 mm, maka volume air yang dituangkan 4 Cc akan menjungkitkan bucket sesaat setelah airnya tercurah semua, keadaan ini akan berulang lagi pada giliran bucket berikutnya. Apabila saat air telah dituangkan semua tapi bucketnya belum berjungkit, atau air belum tertuang semua tapi bucketnya telah berjungkit, maka dalam keadaan ini kita harus mengupayakan penyetelan kedudukan tinggi rendahnya penyangga bucket. Upaya ini dilakukan sampai mendapatkan hasil yang benar-benar tepat, sesuai dengan perhitungannya. Dibawah ini tabel jumlah atau volume air yang dituangkan, sesuai dengan luas corong dan nilai curah hujannya.


  2. KLASIFIKASI IKLIM BERDASARKAN TIPE CURAH HUJAN

    Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).

    Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.

    Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul (Lakitan, 2002). Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

    Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah:

    a. Sistem Klasifikasi Koppen

    Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safi'i, 1995).

    b. Sistem Klasifikasi Mohr

    Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anon, ?).

    c. Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson

    Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n) (Anon, ? ; Safi'i, 1995).

    Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).

    Table Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson


    d. Sistem Klasifikasi Oldeman

    Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan (Tjasyono, 2004).

    Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.

    Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980)

    Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman



  1. PENGARUH PRESIPITASI TERHADAP PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN TANAMAN

Besarnya curah hujan mempengaruhi keadaan air tanah, aerasi, kelembaban, udara, dan secara tidak langsung juga menemukan jenis tanah sebagai media tumbuh tanaman oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman

Curah hujan adalah unsur iklim yang sangat berubah-ubah dari tahun ke tahun, adalah penting bahwa setiap analisis iklim pertanian mempertimbangkan variabilitas ini dan tidak hanya didasarkan atas nilai rata-rata. Total curah hujan tahunan untuk kano (12oU) dari tahun 1916 sampai 1975. Ini adalah catatan curah hujan khas dengan variasi besar dan disertai periode-periode pendek di atas dan di bawah curah hujan rata-rata. Curah hujan rata-rata adalah 850 mm dan total tahunan berkisar dari 416 mm pada tahun 1975 sampai 1181 pada tahun 1931.

Pada umumnya di daerah tropik, terdapat variasi yang nyata dari tahun ke tahun dalam permulaan dan lamanya musim hujan dan dalam jumlah hujan yang jatuh, oleh itu perlu bahwa kultivar-kultivar tanaman mampu tumbuh baik dalam kisaran kondisi curah hujan tersebut. Adalah penting untuk mempertimbangkan cuaca dalam tahunan tersebut ketika menafsirkan penelitian fisiologi tanaman dan percobaan-percobaan pemuliaan tumbuhan.

Hujan turun dari awan, adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu di bawah awan harus lebih rendah dari suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang telah besar dan berat jatuh sebagai hujan

Curah hujan yang dinyatakan dalam milimeter (mm) yaitu tinggi lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andaikata air tidak meresap ke dalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan mempunyai volume 1 liter. Apabila terdapat genangan maka hal tersebut akan menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Genangan selain menimbulkan penurunan difusi O2 masuk ke pori juga akan menghambat difusi gas lainnya, misal keluarnya CO2 dari pori tanah. CO2 terakumulasi di pori, pada tanah yang baru saja tergenang 50% gas terlarut adalah CO2, sebagian tanaman tidak mampu menahan keadaan tersebut dampak kelebihan konsentrasi CO2 mempunyai pengaruh lebih kecil dibandingkan defisiensi O2. Pengaruh genangan pada tajuk tanaman yaitu: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering, pembentukan aerenkim di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan adalah fase perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian.

Genangan pada fase perkecambahan menurunkan jumlah biji yang berkecambah (perkecambahan sangat memerlukan O2)‏ Genangan yang terjadi pada fase pembungaan dan pengisian menyebabkan banyak bunga dan buah muda gugur.

. Apabila tingkat curah hujan sedikit sedangkan kebutuhan tanaman akan air tinggi maka terjadi kekeringan pada tanaman. Kekeringan menimbulkan cekaman bagi tanaman yang tidak tahan kering, kekeringan terjadi jika lengas tanah lebih rendah dari titik layu tetap kondisi ini timbul karena tidak adanya tambahan lengas baik dari air hujan maupun irigasi sementara dan evapotranspirasi tetap berlangsung..
















BAB III. PENUTUP


  1. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah ini dapat di ambil kesimpulan bahwa:


  1. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan- kekurangan dan kesalahan dalam tatacara penulisan maupun pembahasannya. Maka dari itu, kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan untuk menjadi acuan dalam penulisan makalah berikutnya.






DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan

http://id.wikipedia.org/wiki/Presipitasi

http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/23/presipitasi/

http://ipankreview.wordpress.com/2009/03/23/jenis-hujan-di-daerah-tropis/

http://kadarsah.wordpress.com/2007/06/30/jenis-jenis-hujan

http://mbojo.wordpress.com/2007/05/02/klasifikasi-iklim/

http://mtnugraha.wordpress.com/2009/07/05/alat-pengukur-curah-hujan-jenis- sifon/

http://one.indoskripsi.com/node/7135

http://sainsone.wordpress.com/kimia/sifat-kimia-sifat-fisika-dan-proses-pemisahan-zat/

http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/24/sifat-%E2%80%93-sifat-kimia-air/

http://www.mysimplebiz.info/tutorial/isi/geografi3.htm

http://www.rt-net-kapelima.com/curahhujan/index.php













Sabtu, 06 Juni 2009

LAPORAN HASIL OBSERVASI PASAR CILEGON

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II



KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya shalawat serta salam semoga di limpahkan kepada nabi besar muhammad SAW serta kepada seluruh umatnya yang mentaati ajaran-ajaran beliau.

Alhamdulillah, kami telah melaksanakan tindakan survei yang telah di tentukan tempat dan lokasinya yaitu di pasar baru Cilegon dan sekaligus terselsaikannya laporan observasi di tempat tersebut ini dengan baik. Observasi ini dilakukan untuk memenuhi tugas dari Pendidikan Agama Islam II selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan serta nilai bisnis dalam iislam.

Dengan terselesaikannya laporan hasil observasi ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

  1. Nanah Sujanah, S.Ag., M.SI. yang telah memberikan tugas ini sekaligus dorongan moril kepada kami untuk melaksanakan tugas ini.
  2. Teman-teman yang ikut dalam observasi serta menyelesaikan laporan ini secara bersama-sama, atas ide-idenya.
  3. Para pedagang yang sudah bersedia kami wawancara.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam melakukan observasi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dinantikan oleh peneliti. Demikian makalah hasil observasi ini kami buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Serang, 25 mei २००९



BAB I

PENDAHULUAN


I.I Latar Belakang

Seluruh kehidupan manusia dalam hal ini orang-orang muslim tidak akan lepas dari nilai-nilai yang memberikan pandangan normatif didalam pelaksanaan seluruh kehidupan sosialnya Termasuk dalam kegiatan berekonomi maka sistem ekonomi yang ada seharusnya menyangkut nilai-nilai dimana nilai-nilai tersebutlah yang kemudian akan menentukan kebahagiaan hidup manusia baik di dunia maupun diakhirat.

Kegiatan ekonomi manusia menurut sistem dalam Islam merupakan salah satu bagian yang diatur dalam kegiatan muamalah selain bagian muamalah yang lain seperti hubungan sosial, budaya, hukum, politik dan sebagainya. Akan tetapi antara ketiga hal diatas, akidah (pegangan hidup), akhlak (sikap hidup) dan syariah (jalan hidup) merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Hal inilah yang merupakan letak dari ke-universal-an islam. Penerapan syariah Islam di bidang ekonomi haruslah dilihat sebagai bagian integral dari penerapan syariah islam di bidang-bidang lain. Oleh karena yang ingin dicapai adalah transformasi masyarakat yang berbudaya islami, maka nilai-nilai islam harus internalisasi dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain islam menjadi budaya masyarakat.

I.II Rumusan Masalah

  1. Bagaimana konsep ekonoomi Islam dalam penerapan kegiatan di pasar ?
  2. Bagaimana Nabi Muhamad, Rasulullah serta Hadist dan Alquran tentangnya ?
  3. Apa saja jenis aturan (etika) Islam yang di larang dalam berdagang ?
  4. Bagaimana menciptakan kesejahteraan dalam pasar sesuai dengan ekonomi islam ?
  5. Bagaimanakah Etika produsen ?



I.III Maksud dan Tujuan

Tujuan utama menerapkan syariat dalam hubungan adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindunginya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan dikehendaki. Kemudian dalam hal penerapan sistem ekonomi islami maka teori-teori yang sudah dikembangkan tadi harus diterjemahkan kedalam bentuk peraturan-peraturan, baik dalam bentuk regulatory rule maupun constitution rule. Sedangkan dalam hal penerapan perekonomian ummat Islam maka yang harus dilakukan oleh ummat Islam adalah bahwa umat Islam harus mengusai perekonomian karena kalau tidak maka umat Islam hanya akan terus bergantung pada ummat yang lain.

I.III Manfaat

Mengetahui sejauh mana para pedagang berdagang menerapkan syariat islam.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Segala sektor ekonomi untuk memastikan keadilan kepada rakyat mulai dari means of prodution sampai mendistribusikannya kembali kepada buruh, sehingga mereka juga meikmati hasil usaha. Pasar dalam paradigma sosialis dalam islam harus di jaga agar tidak jatuh kepada tangan pemilik modal (capitalist) yang serkah sehingga memonopoli means of production sehingga mengesploitasi tenaga buruh lalu memanfaatkannya untuk mendapatkan prifit sebesar-besarnya. Karena itu equilibrium tidak akan pernah tercapai sebaliknya ketidakadilan akan terjadi dalam perekonomian equlibrium.

Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, ada aturan mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya seorang Muslim berusaha di bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di dunia dan akhirat.
Aturan main perdagangan Islam, menjelaskan berbagai etika yang harus dilakukan oleh para pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli. Dan diharapkan dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan seorang Muslim akan maju dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.

1. Etika Perdagangan Islam

1. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Jujur dalam arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mcngada-ngada fakta, tidak bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Mengapa harus jujur? Karena berbagai tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, –jika biasa dilakukan dalam berdagang– juga akan mewarnal dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Dalam Al Qur'an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebu –di beberapa ayat– dihuhungkan dengan pelaksanaan timbangan, sebagaimana firman Allah SWT:
"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan." (Q.S AsySyu'araa(26): 181-183)


Dengan hanya menyimak ketiga ayat tersebut di atas, maka kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa; sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh ummat manusia pada umumnya, dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang, menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam menimbang, menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan, sekalipun tidak begitu nampak kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya pada manusia ketimbang tindak kejahatan yang lebih besar lagi seperti; perampokan, perampasan, pencurian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Mengapa? Jawabnya adalah; karena kebiasaan melakukan kecurangan menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi cikal baka! dari bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga nampak pula bahwa adanya pengharaman serta larangan dari Islam tersebut, merupakan pencerminan dan sikap dan tindakan yang begitu bijak yakni, pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia yang akan merugikan manusia itu sendiri.

Di samping itu, tindak penyimpangan atau kecurangan menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, merupakan suatu perbuatan yang sangat keji dan culas, lantaran tindak kejahatan tersebut bersembunyi pada hukum dagang yang telah disahkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, atau mengatasnamakan jual beli atas dasar suka sama suka, yang juga telah disahkan oleh agama.

Dengan demikian, tidak ada bedanya! Mereka sama-sama penjahat. Maka alangkah kejinya tindakan mereka itu. Sehingga wajar, jika Allah SWT dan Rasul-Nya mengharamkan perbuatan tersebut, dan wajar pula jika para pelakunya diancam Allah SWT; akan menerima azab dan siksa yang pedih di akhirat kelak, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur'an:
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang ini menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan Semesta Alam ini." (Q.S Al Muthaffifiin (83): 1-6)
Oleh sebab itu, Rasulullah SAW –dalam banyak haditsnya–, kerapkali mengingatkan para pedagang untuk berlaku jujur dalam berdagang.
Sabda Rasulullah SAW:
"Wahai para pedagang, hindarilah kebohongan". (HR. Thabrani)
Rasulullah SAW menegaskan pula, bahwa pedagang yang jujur dalam melaksakan jual beli, di akhirat kelak akan ditempatkan di tempat yang mulia. Suatu ketika akan bersama- sama para Nabi dan para Syahid. Suatu ketika di bawah Arsy, dan ketika lain akan berada di suatu tempat yang tidak terhalang baginya masuk ke dalam surga.
Sabda Rasulullah SAW:

"Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut." (HR. Ahmad dan lbnu Majaah)


2. Amanah (Tanggungjawab)
Setiap pedagang harus bertanggung jawab atas usaha dan pekerjaan dan atau jabatan sebagai pedagang yang telah dipilihnya tersebut. Tanggung jawab di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah (kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbeban di pundaknya.

Sudah kita singgung sebelumnya bahwa –dalam pandangan Islam– setiap pekerjaan manusia adalah mulia. Berdagang, berniaga dan atau jual beli juga merupakan suatu pekerjaan mulia, lantaran tugasnya antara lain memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.

Dengan demikian, kewajiban dan tanggungjawab para pedagang antara lain: menyediakan barang dan atau jasa kebutuhan masyarakat dengan harga yang wajar, jumlah yang cukup serta kegunaan dan manfaat yang memadai. Dan oleh sebab itu, tindakan yang sangat dilarang oleh Islam –sehubungan dengan adanya tugas, kewajiban dan tanggung jawab dan para pedagang tersebut– adalah menimbun barang dagangan.

Menimbun barang dagangan dengan tujuan meningkatkan pemintaan dengan harga selangit sesuai keinginan penimbun barang, merupakan salah satu bentuk kecurangan dari para pedagang dalam rangka memperoleh keuntungan yang berlipat ganda.
Menimbun barang dagangan –terutama barangbarang kehutuhan pokok– dilarang keras oleh Islam! Lantaran perbuatan tersebut hanya akan menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Dan dalam prakteknya, penimbunan barang kebutuhan pokok masyarakat oleh sementara pedagang akan menimbulkan atau akan diikuti oleh berhagai hal yang negatifseperti; harga-harga barang di pasar melonjak tak terkendali, barang-barang tertentu sulit didapat, keseimbangan permintaan dan penawaran terganggu, munculnya para spekulan yang memanfaatkan kesempatan dengan mencari keuntungan di atas kesengsaraan masyarakat dan lain sebagainya.

Ada banyak hadits Rasulullah yang menyinggung tentang penimbunan barang dagangan, baik dalam bentuk peringatan, larangan maupun ancaman, yang .ntara lain sebagai berikut:
Sabda Rasulullah (yang artinya):

"Orang yang mendatangkan barang dagangan untuk dijual, selalu akan memperoleh rejeki, dan orang yang menimbun barang dagangannya akan dilaknat Allah." (HR. lbnu Majjah)


3. Tidak Menipu
Dalam suatu hadits dinyatakan, seburuk-buruk tempat adalah pasar. Hal ini lantaran pasar atau termpat di mana orang jual beli itu dianggap sebagal sebuah tempat yang di dalamnya penuh dengan penipuan, sumpah palsu, janji palsu, keserakahan, perselisihan dan keburukan tingkah polah manusia lainnya.
Sabda Rasulullah SAW:

"Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku". (HR. Bukhari)

Setiap sumpah yang keluar dari mulut manusia harus dengan nama Allah. Dan jika sudah dengan nama Allah, maka harus benar dan jujur. Jika tidak henar, maka akibatnya sangatlah fatal.
Oleh sehab itu, Rasulululah SAW selalu memperingatkan kepada para pedagang untuk tidak mengobral janji atau berpromosi secara berlebihan yang cenderung mengada-ngada, semata-mata agar barang dagangannya laris terjual, lantaran jika seorang pedagang berani bersumpah palsu, akibat yang akan menimpa dirinya hanyalah kerugian.
Sabda Rasulullah SAW:

"Sumpah dengan maksud melariskan barang dagangan adalah penghapus barokah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sementara itu, apa yang kita alami selama ini, jual beli, perdagangan dan atau perniagaan di zaman sekarang –terutama di pasar-pasar bcbas– tidak banyak lagi diketemukan orang yang mau memperhatikan etiket perdagangan Islam. Bahkan nyaris, setiap orang –penjual maupun pembeli– tidak mampu lagi membedakan barang yang halal dan yang haram, dimnana keadaan ini sesungguhnya sudah disinyalir akan terjadi oleh Rasulullah SAW sebelumnya.

Memang sangat disayangkan, mengapa hal seperti ini harus terjadi? Sementara tidak hanya sekali saja Rasulullah SAW memberi peringatan kepada para pedagang untuk berbuat jujur, tidak menipu dalam berjual beli agar tidak merugikan orang lain. Sehagaimana pernyataan beberapa hadits di bawah ini:

Dari lbnu Umar: Bahwa seorang laki-laki menyatakan pada Nabi SAW bahwa ia tertipu ketika berjual beli. Maka Nabi menyatakan: "Jika engkau berjualbeli maka katakanlah: Tidak boleh menipu". (HR. Bukhari)

4. Menepati Janji
Seorang pedagang juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada para pembeli maupun di antara sesama pedagang, terlebih lagi tentu saja, harus dapat menepati janjinya kepada Allah SWT.

Janji yang harus ditepati oleh para pedagang kepada para pembeli misalnya; tepat waktu pengiriman, menyerahkan barang yang kwalitasnya, kwantitasnya, warna, ukuran dan atau spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula, memberi layanan puma jual, garansi dan lain sebagainya. Sedangkan janji yang harus ditepati kepada sesama para pedagang misalnya; pembayaran dengan jumlah dan waktu yang tepat.
Sementara janji kepada Allah yang harus ditepati oleh para pedagang Muslim misalnya adalah shalatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur'an:

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah sebaik-baik pemberi rezki" (Q.S Al Jumu'ah (62):10-11)

Dengan demikian, sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani –sebagai pedagang Muslim– janganlah pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT banyak- banyak supaya beruntung.

5. Murah Hati
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW menganjurkan agar para pedagang selalu bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Murah hati dalam pengertian; ramah tamah, sopan santun, murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggungjawab.
Sabda Rasulullah SAW:

"Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan atau ketika menuntut hak". (HR. Bukhari)


6. Tidak Melupakan Akhirat

Jual beli adalah perdagangan dunia, sedangkan melaksanakan kewajiban Syariat Islam adalah perdagangan akhirat. Keuntungan akhirat pasti lebih utama ketimbang keuntungan dunia. Maka para pedagang Muslim sekali-kali tidak boleh terlalu menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat.

Sehingga jika datang waktu shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya. Alangkah baiknya, jika mereka bergegas bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah, ketika adzan telah dikumandangkan. Begitu pula dengan pelaksanaan kewajiban memenuhi rukun Islam yang lain. Sekali-kali seorang pedagang Muslim hendaknya tidak melalaikan kewajiban agamanya dengan alasan kesibukan perdagangan.

Sejarah telah mencatat, bahwa dengan berpedoman kepada etika perdagangan Islam sebagaimana tersebut di atas, maka para pedagang Arab Islam tempo dulu mampu mengalami masa kejayaannya, sehinga mereka dapat terkenal di hampir seluruh penjuru dunia.

Inilah teori ekonomi islam mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadist tidak menentukan harga. Ini menunjukan bahwa ketentuan itu di serahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah yang menentukannya. Kehendak Allah yang sunatullah atau hukum supply and demand.

Jadi kalau kita simpulkan Adab-Adab Berdagang (Berniaga/Usaha/Bisnis) adalah:

  1. Amanah, artinya penjual dan pembeli sama-sama bersikap jujur. Misalkan penjual tidak boleh mencampur buah-buahan yang lama dangan yang baru dan menjualnya dengan harga yang sama. Demikian juga pembeli harus bersikap jujur jika ada kelebihan pengembalian uang.
  2. Ihsan. Ynag dimaksud ihsan adalah menjalankan perdagangan dengan memepertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah SWT, selain mendapat keuntungan.
  3. Bekerjasama. Penjual dan pembeli hendaklah bermusyawarah sekiranya timbul masalah yang tidak diinginkan.
  4. Tekun. Perdagangan hendaklah dilakukan dengan tekun dan bersunguh-sungguh agar berkembang maju.
  5. Menjauhi perkara yang haram. Penjual hendaklah menjauhi perkara yang haram selama menjalankan pernigaan. Contohnya menipu dalam timbangan (isi : apapun barang atau jasanya), menjalankan muamalat riba, dan menjual barang yang diharamkan.
  6. Melindungi penjual dan pembeli.Penjual dan pembeli hendaklah saling melindungi hak masing-masing. Contohnya penjual memberikan peluang yang secukupnya kepada pembeli untuk melihat pilihan ketika hendak membeli sesuatu barang.
    Demikianlah beberapa adab dalam berdagang sehingga tercipta masyarakat yang haramoni dan sejahtera dan mendapat ridha dari Allah SWT.

2. Etika Perilaku Produsen

Pada sitem pasar persaingan bebas, produksi barang didasarkan atas gerak permintaan konsumen, dan pada umumnya produsen selalu berupaya untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun aktivitas dalam memproduksi barang dan mencari keuntungan akan disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku dalam ketentuan syariat islam. Berikut ini beberapa hal yang tekait dengan pola produksi di bawah pengaruh semangat islam :

  1. Barang dan jasa yang haram tidak boleh di produksi dan di pasarkan produsen muslim dan tidak menyimpang dari ketentuan syariat islam.
  2. Produksi barang yang bersifat kebutuhan sekunder dan tersier disesuaikan dengan permintaan pasar.
  3. Produsen hendaklah melakukan kontrol atas permintaan pasar. Ikut mengatur pemasaran barang dan jasa yang di produksinya sehingga tidak bedampak negatif dengan pola hidup konsumen.
  4. Produsen harus mempertimbangkan aspek ekonomi misalnya tidak melakukan kegiatan produksi dengan biaya tinggi.
  5. Tidak melakukan penimbunan barang dengan maksud untuk meraih keuntungan yang besar. Dengan maksud dan harapan terjadinya lonjakan harga.

3. Etika Prilaku Konsumen

Pada umumnya konsumen memaksimumkan kepuasannya yang sebagaimana dinyatakan oleh Muhammad Nejatullah Ash Shiddiq (1991:94) dengan istilah "Rasionalisme Ekonomi". Akan tetapi yang dimaksud disin bukanlah kepuasan yang bebas, tanpa batas, tetapi kepuasan yang mengacu kepada semangat ajaran islam. Aspek utama dalam rangka melakukan permintaan dalam kebutuhan terhadap pasar adalah sebagai berkut :

  1. Permintaan pemenuhan kebutuhan terhadap pasar hanya sebatas barang yang penggunanya tidak dilarang dalam syari'at islam. Bahwa yang nantinya akan membawa si produsen memproduksi.
  2. Cara hidup yang tidak borors. Dalam ajaran islam prilaku boros adalah perbuatan tercela.
  3. Pemerataa pemenuhan terhadap kebutuhan. Seorang muslim yang memiliki kelebihan harta tidak boleh berlebih-lebihan dan digunakan sendiri.
  4. Dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan, konsumen tidak boleh berpandangan hidup materialis tetapi juga yang imaterial.
  5. Selain memenuhi kepentinan pribadi, jga harus memperhatikan kepentingan masyarakat.S
  6. Seorang konsumen juga harus melihat kepentingan konsumen lainnyadan kepentingan pemaerinta. Masudnya konsumen berkerjasama dengan konsumen lain da pemerintah.

Seorang pengusaha muslim tidak dibenarkan sama sekali dalam kegiatan ekonominya selalu bertumpu untuk mengejar keuntungan materi semata. Akan tetapi seorang pengusaha muslim juga berkewajiban untuk mendukung dan menguntugkan pihak konsumen yang mempunyai tingkatan eonomi lebih rendah daripadanya.


BAB III

ANALISIS DATA & HASIL OBSERVASI

Pasar adalah pusat pembelanjaan yang dimana berlangsungnya transaksi antara penjual dan pembeli. Kami sekelompok meneliti pasar baru Cilegon khususnya pedagang sayuran. Adanya sebuah interaksi antara petani-pedagang-pembeli. Dimana pedagang mendapat pasokan sayuran dari petani untuk dijual kembali kepada pembeli. Lalu bagaimanakah cara islam memandang kegiatan jual-beli ( yang akan kami bahas disini adalah jual-beli sayuran ) ? apakah para pedagang sayuran ini juur dalam berdagang dan apakah cara berdagang mereka sudah sesuai denga syariat islam ? mari kita lhat lebih dalam.

  1. Rumusan Wawancaara
  2. Nama bapak / ibu siapa ?
  3. Jumlah keluarga bapak / ibu dan jumlah tanggungan keluarga ?
  4. Tempat tinggal ibu / bapak dimana ?
  5. Sudah berapa lama bapak/ibu berjualan sayur di pasar ini ?
  6. Untuk sayuran yang jenis ikatan Apakah bapak / ibu pernah mencampurkan sayuran lama ke yang baru ?
  7. Kendalaan apa saja yang dialami saat berjualan sayur seperti ini ?
  8. Apakah dengan bejualan sayur sudah memenuhi kebutuhan rumah tangga ?
  9. Hasil rata-rata per hari dari penjualan sayur ini bisa mencapai berapa ?
  10. Berapa rata-rata keuntungan per bulan untuk penjualan sayur di pasar ini ?
  11. Suka duka apa saja yang ibu / bapak alami untuk berjualan sayur di pasar ini ?
  12. Apakah selain berjualan sayur bapak / ibu mempunyai pekerjaan lain ?
  13. Bagaimana timbangan yang sering di pakai untuk transaksi jual beli ?
  14. Berapa kali sebulan memperbaiki timbangan ?
  15. Hasil Wawancara
  • Pedagang 1

Bernama ibu udin. Ia berjulan sayur dipasar baru cilegon sudah satu bulan.sebelumnya ia berjualan sayu di pasar lama jombang cilegon. Ibu udin dan suaminya sendiri berjualan sayur kurang lebih sudah 15 tahun. Ibu Udin mempunyai 2 anak yang masih bersekolah. Saat kami bertanya tentang sayuran sistem ikatan. Ia menjawab, " saya tidak pernah mencampur sayuran lama dengan sayuran yang baru, yang lama saya buang. Tapi ada aja pedagang yang curang. Insyaallah saya jujur, tidak seperti itu ". Kendala yang sering ibu Udin alami selama berjualan sayur di antara lain, sering terjadinya razia satpol PP di pasar lama sebelum akhirnya dipindahkan ke pasar baru. Sebenarnya hanya dengan berjualan sayur seperti ini kebutuhan sehari-hari kurang dari cukup mengingat suminya pun tak ada pekerjaan lain selain berjualan sayur. Hasil perhari yang mereka peroleh pun tidak menentu,apalagi untuk keuntungan perbulan,sulit diperkirakan. Tetapi hnya untuk sekedar makan saja lumayan cukup. Lalu kami menanyakan tentang sistem timbangan yang mereka gunakan. Ironisnya mereka menggunakan magnet di bawah timbangannya itu, kami bertanya, " mengapa anda mengunakan magnet? ", ia menjawab " biar lebih untung neng, kalau pake magnet kan beratnya jadi nambah ". Subhanaallah padahal islam mengajarka kita untuk jujur dalam berdagang. Banyak sekali suka dan duka yang suami-istri ini rasakan diantaranya sepi pembeli,dll.

  • Pedagang 2

Pedagang ke 2 yang kami wawancarai bernama Andi. Sayuran yang ia jaul bukanlah milik dia sepenuhnya, ia ikut keluarga bapak Mulyono berjualan sayur. Andi sendiri sudah bekerja pada pak Mulyono berjualan sayur sekitar 4 tahun. Andi belum berkeluarga. Pak Mulyono sendiri mempunyai 3 orang anak,2 sudah menikah, dan yang 1 masih bersekolah. Andi menumpang di rumah pak mulyono di Pengantungan baru, Cilegon. Saat kami bertanya soal sayuran sistem ikatan yang mereka jual, andi menjawab, " ya kalau sayurnya masih bisa dimanfaatin, kaya daun seledri ini kan 3 har saja sebenarnya daun sudah kehitam-hitaman. Daripada di buang sayang, kita bersihin lagi,daun yang hitan kita buang ters dicampur lagi sama yan baru ". Pak Mulyono sendiri berjualan suyur kurang lebih 16 tahun, 12 tahun di emperan dan sempat menyewa ruko 4 tahun. Untuk penghasilan sehari yang didapat bisa mencapai Rp 350.000,- dan pengasilan perulan rata-rata bisa mencapai Rp 3 jutaan,-. Untuk sistem timbangannya sendiri andi menggunakan batu. Walau pun menggunakan batu, ia berusaha ntuk jujur dalam meninbang jika ada pembeli. Banyak suka dan duka yang andi alami. " sukanya kalau lagi banyak pembeli, sayuran juga hampir abis. Kalau duka lagi sepi pembeli, sayuran masih banyak yang gak kejual sampai-sampai cabai saya pernah kering gak terjual ", papar Andi sambil menunjukan cabai yang kering tersebut.

  • Pedagang 3

Pedagang terakhir yang kami wawancarai bernama pak Sukiman. pak sukiman mempunyai dua orang 2 anak. Ia tinggal di keranggot, Cilegon berjulan sayur sudah 15 tahun. Pak sukiman tidak menjual sayuran sistem ikatan. Ia hanya menjual sayuran dengan menimbang seperti cabai, kunyit, asem dan lain-lain. Pedagang ke 3 ini apabila menjual sayurannya ia memilih-milih sayuran yang jelek untuk dipisahkan dari sayuran yang bagus dan sayuran jelek itu nantinya akan di buang. Semua sayuran yang di jualnya terlihat bersih dan masih segar. Pak sukiman selama berjualan tidak mempunyai kendala yang sangat merugikan. Karena tempat yang pak sukiman tempati itu posisinya strategis untuk berjualan jadi banyak pembeli yang mengunjungi dagangannya. Untuk hasil biaya pendapatan per hari tidak konsisten maximalnya mendapat Rp. 300.000,00 per hari. Keuntungan yang didapat per bulan yaitu ± Rp. 3000.000, 00 . bapak ini tidak bekerja selain berdagang sayuran, istrinya pun turut ikut mendampingi pak sukiman. jadi ia hanya menharapkan keuntungan dari berdagang sayur di pasar tersebut. Suka-duka yang di alami pak sukiman pada saat berdagang yaitu ia bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan istrinya. Dan setiap hari berdagang pak sukiman membayar karcis sebesar Rp.500,00 untuk keamanan biaya yang tidak menyusahkan mereka. Tetapi menurut mereka ada pun punutan liar oleh preman pasar yang mereka tidak suka . sayangnya mereka tidak berani memberi tahu biayanya kepada kami. Ketika kami cek timbangan yang sering di pakai oleh pak sukiman ternyata timbanga tersebut tidak seimbang ia beralasan yang memperbaiki timbangannya bulan kemarin tidak ada. Biasanya sebulan sekali untuk di cek timbangannya.





  1. Pengalaman Obsevasi

Pada hari jum'at 15 mei kemarin kami melakukan observasi ke pasar cilegon dan banyak sekali pedagang sayur-mayur disana yang aan kami teliti dari sekian banyak pedagang sayur kami mengambil pedagang sayur untuk di wawancarai. Waawancara kami lakukan kepada empat pedagang sayur.

Di pagi hari yang cerah, kami tim observasi yang terdiri dari enam orang yaitu liana, Arnilia, Priyanto, Cut Novita, Aries dan Asep berangkat dari kampus Universitas Sutan Ageng Tirtayasa Serang Banten tepat jam 07.00 pagi kami pun bergegas berangkat tak lupa pula sebelum berangkat kami awali dengan membaca Basmalah karena sesuatu awal yang baik harus di awali dengan membaca Basmalah....

Waktu menunjukan jam 08.00 pagi kami telah sampai disana yaitu tepatnya di pasar Baru Cilegon Banten. Kami bergegas turun dari mobil dan menuju ke unit Koperasi Pasar untuk meminta izin mengobservasi pasar tersebut . pada saat kami ingin meminta izin kami pun tidak bertemu dengan kepala unit pasarnya tersebut maka kami pun hanya bertemu dengan bawahan dari kepala unit tersebut karena kepala unit baru saja keluar dari kantor itu. Kami pun bingung tetapi kami tidak putus asa untuk berusaha izin kepada bawahan kepala unit tersebut tetapi apa yang terjadi bawahan kepala unit pun tidak berani untuk mengizinkan kami untuk mengobservasi . kami rasa ini adalah sesuatu yang ganjil padahal kami disana bertujuan baik yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan dari dosen PAI dan tidak akan meninjau lebih jauh lagi tentang pasar disana. Merka pun seakan-akan merasa ketakutan oleh kedatangan kami. Mungkin mereka bersikap demikian di karenakan banyak sesuatu yang rahasia di pasar itu yang tidak boleh terbongkar . kemudian kami pun keluar berharap mereka mengizinkan kami.

Kami tidak diizinkan tetapi kami pun tetap bertekad untuk mengobservasi pasar tanpa izin dan sepengetahuan petugas unit pasar tersebut. Satu demi satu kami masuk ke tiap ruas pasar untuk mencari pedagang sayuran yang kami wawancarai dan langsung menghampiri pedagang tersebut yang ada di blok paling belakang. Kami merasa tidak enak karena ketika kami disana kami pun menjadi pusat perhatian sekaligus khawatir jika petugas kantor unit pun tahu. Kami langsung saja mewawancarai untuk pedagang pertama dan sekaligus kami mengamatinya. Pedagang itu bernama Sumarni., ia menyambut ramah kedatangan kami . setelah memberi salam dan tidak lupa meggunakan gaya basa-basi sebelum bertanya langsung ke topik permasalahan kepada pedagang tersebut. Setelah itu kami tertuju bertanya ke topik permasalahan dan dapat di simpulkan dari pedagang tersebut ia adalah seorang pedagang yang ulet dan jujur. Hal itu kami ketahui setelah mengecek timbangan yang ia pakai dan melihat barang dagangannya yang dengan senang hati mereka perlihatkan. Yang kami teliti adalah apakah ada kecurangan dalam jual-beli dan apakah barang dagangannya masih layak untuk di jual (tidak busuk) yang nantinya akan di konsumsi oleh pembeli. Setelah itu kami pun dapat menyimpulkan dari barang yang di dagangnya dan terbukti layak di jual dan di konsumsi.

Begitu pun dengan pedagang selnjutnya kami wawancarai hingga tiga pedagang yang ada di pasar itu. Untuk memperkuat hasil observasi tidak lupa kami membawa sebuah kamera untuk memoto barang dagangannya serta lokasinya. Dan pada saat diwawancara sebagian teman kami ada yang mencatat dan merekam hasil wawancara tersebut agar mempermudah dalam wawancara.

BAB IV

KESIMPULAN


Dari wawancara yang kami lakukan dari 3 pedagang di pasar Cilegon disini kami dapat menyimpulkan bahwa pedagang pertama termasuk tipe manusia yang spritualis dan materialistis. Tipe ini sepenuhnya memisahkan keyakinan dan pelaksanaan agama dari kehidupan sehari-hari. Dan dia bermurah hati terhadap pembelinya tetapi dalam sistem timbangan dia tidak bersikap sidiq (jujur). Pedagang kedua termasuk kedalam tipe marealistis dan mereka hanyalah tipe manusia yang hidupnya untuk dunia dan kesenangan karena pedagang ini tidak jujur dalam berdagang demi mendapatkan keuntungan mereka menjual kembali sayuran lama dengan cara di bersihkan dan mencampur sedikit dengan sayuran baru. Dalam menimbang mereka tidak jujur, walaupun mereka berusaha untuk seimbang dengan menggunakan media batu. Pedagang ketiga seperti pedagang kesatu termasuk tipe manusia materialistis dan spiritualis. Jadi belum semua syariat islam ditrapkan oleh semua pedagang.

Lampiran I


Berita Acara


Pada hari jumat tanggal 15 Mei 2009 kemarin kami telah melakukan observasi ke para pedagag sayur mayur di Pasar Tradisional Baru kota Cilegon . adapun kepada para pedagang yang kami wawancarai atas kerja sama dan partisipasinya kami selaku tim peneliti mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

Yang di Wawancara

Pedagang 1

Nama :

Alamat :

Ttd :


Pedagang 2

Nama :

Alamat :

Ttd :


Pedagang 3

Nama :

Alamat :

Ttd :






Tim Observasi

  1. Aris Munandar

    Nim :

Ttd :


  1. Arnilia Suciwati

    Nim : 081750

    Ttd :


  2. Asep Priyatna

    Nim :

    Ttd :


  3. Cut Novita Indriyani

    Nim :

    Ttd :


  4. Liana Puji Lestari

    Nim : 080888

    Ttd :


  5. Priyanto

    Nim :

    Ttd :

BAB V

PENUTUP


Alhamdulillahirabilalamin, akhir kata kami selaku mahasiswa sosial ekonomi pertanian yang membuat makalah observasi ini mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Baik itu dalam penulisan maupun dalam membuat laporan ini. Kami dan semua masyarakat berharap semoga para pedagang (semua pelaku ekonomi) melakukan kegiatan berdagangnya sesuai dengan syariat yang ada dalam islam. Agar kita semua selalu mendapatkan ridho dari Allah subhanahu wata'ala .

Amien ....


DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN II




ibu ini memper

lihatkan cabainya yang

kering (tidak te