Sabtu, 23 Januari 2010

Cara Membuat Tahu Putih dan Tahu Kuning

Bener-bener hari yang penuh pengalaman. Hari Jumat kemarin tuh hari pertamanya gw untuk mencari informasi dari pabrik tahu. Melalui proses wawancara dengan sang pemilik pabrik tahu. Yah, bisa di bilang mereka pengusaha kecil2an "home industry".

    Sasaran pertama yaitu pabrik tahu di daerah Lopang-Serang-Banten. kalau data dari pemerintahnya sih banyak pabrik tahu. Tapi yang kita dapet setelah dicari-cari nyasar pun kejadian, nungguin target, ngobrol macem2 sama responden sampe nggak inget waktu. Maklumlah hari pertama jadi ngggak apapa ambil hikmahhnya ajah. Yang serunya lagi kita nunggu. Ada dua target hari ini yang satu nunggu sampe magrib baru bisa diminta waktunya dan satu lagi nunggu Sampe pengusaha pabrik tahu / responden nyampe rumahnya. Kita berdua bengong, kebetulan di sampingnya ada becak. Kaya layaknya abang-abang becak nggak dapet obyekan hari ini. Hahaha…. ketawa lepas gw disitu. Karna gw berfikir ouh, ternyata susahnya cari uang emang dari awal tujuanya gara-gara pengen dapet uang hasil sendiri. Daripada bengong, kita memutuskan untuk mencari warnet di sekitar situ. Dan syukurnya memang ada sebelahan dengan rumah itu. Hahaha… padahal kita udah muter2 jauh loh untuk nyari warnet.

    Satu jam pun berlalu, 2 jam nunggu, selasai onlen facebook. langsung ke tempat rumah itu lagi dan syukurnya sudah dateng pemilik pabrik tahu itu yang terletak di belakang rumahnya. Namanya Ibu Reti, selain menjalani usaha tahu ia pun mengajar di TK kayanya sih PNS soalnya gw lupa nanyain hal itu. dan bukan itu ajah yang diluapain. Padahal ibu Reti wawasannya luas tentang segala macem. Tidak heran, memang ia lulusan S1 di IKIP kalau sekarang yaitu UNJ. Dari parut wajahnya ia masih muda tapi umurnya sudah 43 tahun. Sangking wawasannya luas ibu Reti bertanya kepada kita sebagai Mahasiswa Pertanian tentang isu-isu, realita segala macem yang sebenarnya memang kita tertarik ingin tahu. Tapi karena di kejar oleh waktu, Perkataan ibu Reti pun masuk keluar kiri dan keluar kuping kanan dan hanya setangkapnya ajah. Ibu itu terus gak berenti-berenti bicara. Kami pun nggak enak kalau langsung memotong pembicaraan dan pulang begitu saja.

    Setelah berhenti kami pamitan pulang. Sebenarnya kita Tanya jawab dengan nggak make metode cermat dalam kuisioner penelitian. Kita Tanya jawab ngomong panjang lebar- sesuai yang di kasih kakak tingkat dan kita telen mentah-menatah. Dan dampaknya makan waktu yang lama, nggak ke intinya, dan banyak yang terlewatkan. Kalau mau tahu cerita sebelumnya lihat blog postan gw kemaren.

    Sampai di kosan gw merenung, sekarang waktu menunjukan pukul 04:00 sore sedangkan kami pun baru berkunjung 1 tempat pabrik tahu awalnya target dalam sehari 5 pabrik. Tapi tak apalah. Baru langkah pertama. Gw langsung buka laptop ganti dan susun pertanyaan dengan metode yang mudah. Kalo Metode ini rencananya di pake untuk pabrik tahu yang sudah ada janji stelah magrib dan seterusnya.

Dan akhirnya selesai kemudian print dan istirahat.

    Magrib sudah tiba, kita sembahyang dulu sebentar dan berangkat ke tempat pabrik tahu yang kedua. Setelah itu berangkat dan pengharapan kesuksesan pun terlintas di sepanjang jalan.

    Sesampai disana, motor kami di parkirkan di samping pabrik tahu itu. dan ada seorang laki-laki muda yang menyamparkan ke arah kami. Sebenernya laki-laki itu sudah tahu kedatangan kami. Karena waktu siang sebelum ke tempat ibu Reti, kami ke tempat ini dulu. Sayangnya waktu itu keadaan untuk mencari informasi pun gak mendukung. Karena semua pegawai skaligus pemiliknya pun sedang sibuk dalam proses pembuatan tahu. Dan janjinya pun mereka masih inget dan bersedia untuk di Tanya jawab. Karena kami sudah merubah metode kuisionernya kami pun langsung memberikan kertas yang mudah di baca dan di jawab. Palingan sedikit yang mereka nggak ngerti baru kita jelaskan.

    Laki-laki muda itu ternyata memang pemilik pabrik tahunya. Gw langsung salut. Namanya pak Dadi, masih berumur 23 tahun. Pantes, kelihatannya seperti teman sebaya kita. Bapak itu berlogat sunda. Memang aslinya dari bandung. Kami semua duduk di gardu sambil menunggu bapak itu mengisi pertanyaan. Di gardu tidak hanya kami. Tetapi ada beberapa pegawai yang sedang asik main catur dan semua menyambut ramah kedatangan kami. Ternyata sama halnya seperti ibu Reti yaitu hambatan dalam menjalankan bisnis ini adalah seringnya mati lampu di kota serang. Tidak ada pemberitahuan dari pemerintah sebelumnya. Kalau saja ada pemberitahuan mereka pasti akan merubah jam kerja mereka.katanya.

    Setelah selesai Tanya jawab, bapak itu menyuruh kami menunggu, bapak itu langsung menyiapkan tahu untuk kami bawa pulang. Terimakasih pak dadi atas tahunya. Kalo mau ada yang mesen tahu pak dadi silahkan hub : 081382403325 katanya "promotion: mode on "

    Ternyata hampir mirip cara pembuatan tahunya hanya saja ibu rita membuat tahu putih dan pak dadi membuat tahu kuning.

Apa perbedaan tahu putih dan tahu kuning ??

Nah kita lihat cara pembuatan tahu terlebih dahulu:

  1. Kacang kedelai di rendam selama 3 jam
  2. Kacang kedelaii hasil rendaman di cuci untuk membersihkan kotoran dan biji mati (mengapung saat perendaman)
  3. Kacang digiling untuk menghasilkan bubur kedelai
  4. Bubur kedelai di rebus untuk memishkan air susu kedelai dan ampas
  5. Bubur kedelai hasil rebusan lalu disaring melalui kain bersih sehingga dihasilkan bubur kedelai yang jadi ynag menjadi bahan utama pembuatan tahu. Lalu tiriskan dengan suhu sekitar 70 derajat Celcius
  6. Tuangkan koagulan (bahan penggumpal) berupa larutan asam (biasanya kalsium sulfat alami) secara perlahan saat bubur dalam keadaan panas. Banyak sedikitnya koagulan akan mempengaruhi tekstur tahu. Lebih banyak koagulan yang dihasilkan, tahu lebih lembut.
  7. Campurkan koagulan dan bubur kedelai yang panas lalu di endapkan selama 10 menit.
  8. Begitu semua air susu kedelai memisahkan diri ke dalam endapan kecil berwarna putih. Pindahkan hasil endapan yang sudah ke gumpal ke dalam cetakan yang sudah di lapisi dengan kain.
  9. Setelah agak dingin dan menjadi kenyal (agak keras), pindahkan tahu ke atas lempeng cetakan dan tahu siap di cetak sesuai dengan ukuran.

Perbedaan tahu putih dan tahu kuning hanya pada proses akhirnya saja.

Jumat, 22 Januari 2010

Cara Membuat Kuesioner Penelitian

Waktu itu tepatnya kemaren, temen gw namanya Tere dapet tawaran dari Kakak tingkat yang sedang dalam proses menyusun Skripsi. kakak tingkat itu minta tolong ke tere untuk ngambil data ke pengusaha pabrik yang bahan bakunya kedelai. Contohnya tempe, tahu dan kecap. Dan semua itu emang nggak mudah. KaKak tingkat itu maunya 60 tempat yang mesti kita ambil datanya dalam waktu 10 hari. Wah, sanggupkah ia …???? Pastinya semua ini gak GRATIS. Dan tere pun nerima tawaran itu. KaKa tingkat langsung menyerahkan kuisioner penelitian alias pertanyaan-pertanyaan itu secara tersusun dalam lembaran kertas untuk kita tanyakan ke pemilik Tahu / tempe dan sedikit uang untuk ongkos jalan yaitu senilai Rp.100ribu. Itu pun baru awalnya alias uang DP kalo dalam transaksi beli motor. Ntar untuk kreditannya menyusul. Katanya sih kalo butuh apa-apa tinggal minta aja ke kakak tingkat itu. Mudah-mudahan aja emang bener kenyataanya. Terlintas di pikiran kita berdua nih "wah ini bakalan jadi duit semua, lumayan lagi liburan dapet tambahan uang jajan". Dan yang bikin gw bingung nih, isi kuisionernya itu nggak mudah di analisis oleh responden. Kan takutnya ada orang yang nggak ngerti gitu. Tidak ada pertanyaan ia atau tidak. Jadi tidak ada pilihan jawaban yang disediakan. Kalo dari masukan temen gw yang seangkatan, dia memang tahu cara penyusunan kuisioner yang benar agar mudah untuk di jawab dan efesien. Dan cara ini tuh akan merepotkan kita nantinya katanya. Sebenarnya Tadi tuh gw udah di ajak tere tuk kerja sama.

Nih kawan-kawan tips cara membuat kuisioner penelitian agar mudah di isi oleh responden :

Persyaratan dalam membuat kuesioner

(a) Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi, relevan pertanyaan dengan responden secara perorangan.

(b) Relevansi pertanyaan dengan studi: betul

(c) Relevansi pertanyaan dengan responden: betul.

Adapun Kegagalan-kegagalan dalam membuat kuesioner:

(a) Luncuran pertanyaan ganda: Jangan menanyakan satu masalah dalam satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering menyobek buku di perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan apakah anda juga sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan penjelasan secara khusus?.

(b) Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari bentuk pertanyaan seperti ini. Contoh, menurut presiden, kita harus mengencangkan ikat pinggang dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Anda setuju, bukan?. Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara langsung dengan kata 'setuju'. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan dijawab dengan setuju.

(c) Pertanyaan sensitif: Hati-hati dengan pertanyaan sensitif seperti contoh berikut: Anda pernah melakukan onani?; Anda pernah melakukan hubungan seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis ini termasuk kategori sensitif, bahkan kurang ajar.

(d) Pertanyaan yang menakut-nakuti: Contoh. Di daerah ini sering terjadi perampokan dan penodongan di malam hari. Bisa Anda sebutkan orangnya?; atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan yang terjadi beberapa waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk menyelidikinya, oleh karena itu tolong jawab dengan sejujurnya pertanyaan-pertanyaan kami.

Lihat lebih lengkap lagi klik disini


Dah tahu kan caranya, sedari itu kita langsung susun rencana. Siapkan dan rapatkan barisan. Kita mesti punya motor untuk bolak balik dan kita pun memasangkan target per Hari yaitu 5 pabrik yang harus kita kunjungin pasti menguras stamina. Kita emang harus siapkan juga stamina tentunya kawan2. Takutnya ada hambatan disana entah nyasar, mogok tapi jangan sampe deh. Bener2 gw wonder woman banget. tapi hatinya feminin lho kawan-kawan. Prikitiiwww… promotion : mode on. Wkwkwkkkk…..

Doakan kawan-kawan semoga kita semua sukses dan dapet pengalaman yang bermanfaat serta kakak tingkatnya itu pun cepat menyelesaikan skripsinya.

Amien…."